Kamis, 06 Oktober 2011

Sistem Informasi Manajemen

PT. PLN (Persero)

1.1 Latar Belakang Permasalahan
PT. PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kelistrikan dan merupakan pemasok tunggal listrik di seluruh wilayah Indonesia, namun di dalam perkembangannya perusahaan ini belum mampu memberikan kinerja yang maksimal, hal ini dapat dilihat dari masih seringnya terjadi pemadaman listrik, tingginya biaya operasional perusahaan (tidak efisien), pelayanan pelanggan yang kurang baik dan saat ini perusahaan masih mengalami kerugian, seperti dapat dilihat pada Tabel 1.1.


2007
2008
2009
Rugi (Milyar)
3,03
3,77
3,81
Rasio Operasi (%)
182,85
193,91
203,15
Lama Padam (Jam/Pelanggan)
156,75
426,67
637,4
Frekuensi Padam (Kali/Plgn)
43,56
145,61
145,61

 Kondisi PT. PLN ini sangat tidak mendukung kondisi perokonomian Indonesia yang terus tumbuh, dimana pertumbuhan ekonomi tersebut juga diikuti pertumbuhan permintaan energi listrik. Untuk mengatasi ini pemerintah sedang berusaha membuat undang-undang ketenagalistrikan yang memungkinkan
beroperasinya Perusahaan Listrik Swasta, dengan adanya rencana terebut, merupakan ancaman serius bagi PT. PLN.
Oleh karena itu PT. PLN harus berusaha memperbaiki kinerja dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan melakukan peninjauan terhadap sistem pengukuran kinerja yang dijalankan perusahaan saat ini, pengukuran kinerja sangat penting bagi perusahaan, dengan mengukur kinerja perusahaan dapat melakukan analisis apakah perusahaan berjalan pada arah yang benar dalam mencapai tujuan perusahaan.
Saat ini pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) menggunakan metode Balance Scorecard, seperti dapat dilihat saat ini kinerja PLN belum memuaskan, lalu apa yang salah dengan sistem pengukuran kinerja yang dijalankan oleh PLN, beberapa kekurangan dari metode Balance Scorecard telah teridentifikasi, dimana metode ini cenderung memiliki sudut pandang yang sempit karena hanya terdiri dari empat perspektif yang hanya fokus pada pemilik modal dan konsumen, namun mengabaikan stakeholder perusahaan yang lain seperti pemasok, pegawai, pemerintah (regulator) dan masyarakat (community), pada saat ini dan di masa depan cara terbaik bagi perusahaan untuk bertahan dan berkembang dalam waktu yang lama adalah dengan memperhatikan seluruh stakeholder perusahaan, kemudian pengukuran kinerja seharusnya dimulai dari apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh stakeholder, bukan dimulai dari strategi, seperti pada metode Balance Scorecard, seharusnya strategi dibuat berdasarkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh stakeholder perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Tidak dipertimbangkannya seluruh stakeholder perusahaan dalam penentuan KPI pada pengukuran kinerja sebelumnya.
2. Tidak dipertimbangkannya kepuasan dan kontribusi semua stakeholder perusahaan.
3. Tidak diidentifikasinya strategi, proses dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kepuasan stakeholder.

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja perusahaan dengan mempertibangkan seluruh stakeholder perusahaan.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi siapa stakeholder perusahaan.
2. Mengidentifikasi apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh stakeholder perusahaan.
3. Mengidentifikasi konstribusi yang diharapkan perusahaan dari para stakeholder.
4. Merancang strategi, proses dan kapabilitas untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholder perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian Secara Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah:
1. Memudahkan perusahaan di dalam membuat strategi, proses dan kapabilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholder.
2. Menyelaraskan strategi, proses dan kapabilitas perusahaan untuk membantu perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholder perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian Secara Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini adalah:
1. Menyempurnakan sistem pengukuran kinerja yang telah ada sebelumya pada PT. PLN Cabang Medan.
2. Membantu perusahaan dalam mencapai target pencapaian kinerja perusahaan.
3. Memudahkan perusahaan untuk melakukan evaluasi bila target pencapaian kinerja tidak tercapai.


1.5. Asumsi dan Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Key Performance Indicator yang digunakan sesuai dengan standar perusahaan yang ada saat ini.